Pakistan Tutup Akses YouTube
Info Lengkap : CHIP Indonesia
JAKARTA, SELASA - Pemerintah Pakistan memblokir akses YouTube karena dianggap memuat beberapa video yang menghina Islam. Demikian pernyataan otoritas telekomunikasi Pakistan seperti dilaporkan, Senin (25/2).
Pemerintah Pakistan juga meminta agar website itu membuang video yang menghina tersebut, ungkap Juru bicara Otoritas Telekomunikasi Pakistan (PTA), Nabiha Mehmood. Jika dibuang, kata Nabiha, pemerintah akan membuka akses warga Pakistan untuk menonton atau memasukkan rekaman video mereka dalam website itu.
Meski belum jelas rekaman video apa yang dianggap menghina Islam, seorang pejabat PTA yang menolak disebut namanya mengindikasikan bahwa rekaman itu berisi gambar-gambar kontroversial Nabi Muhammad SAW. Wahal us Siraj, salah satu pendiri Asosiasi Penyedia Layanan Internet Pakistan (ISPAP) mengatakan bahwa PTA telah mengirimkan sebuah koneksi ke video di website itu yang dianggap meresahkan. Setelah dibuka, muncul pesan yang menyatakan "video telah dihapus karena adanya pelanggaran"
Dalam pernyataannya, Senin (25/2), YouTube sama sekali tidak menyebut masalah pemblokiran akses itu. Namun mereka mengatakan, sebuah isu terkait dengan pemerintah Pakistan menyebabkan terputusnya akses website ke seluruh dunia selama dua jam pada Minggu lalu (24/2).
"Akses ke YouTube teralihkan ke protokol yang salah dan banyak pelanggan tidak dapat mengakses website ini," kata pernyataan tersebut. Mereka menambahkan, "Kami menemukan bahwa sumber insiden ini adalah sebuah jaringan di Pakistan. Kami sedang menyelidiki dan bekerja sama dengan masyarakat internet untuk mencegah hal ini terulang kembali".
Website berusia tiga tahun itu meledak popularitasnya karena memungkinkan masyarakat biasa memasukkan rekaman video mereka secara online sehingga bisa ditonton orang lain. Namun, website itu juga telah memaksa adanya upaya penertiban di beberapa negara di belahan dunia.
Sebelumnya, otoritas di Brasil, China, Iran, Maroko, Myanmar, Suriah, dan Thailand telah memblokir akses website ini dalam beberapa tahun terakhir karena beberapa video yang ada dalam website itu dianggap subversif (di China), tidak bermoral (di Iran), memalukan beberapa tokoh penting (di Brasil), atau mengkritik raja Bhumibol Adulyadej (di Thailand).
Beberapa bulan lalu, Youtube menghapus beberapa video yang dimasukkan oleh seorang pembela hak azasi asal Mesir karena menunjukkan apa yang dianggapnya sebagai kekerasan polisi. Website itu terus berusaha memperbaiki reputasinya.
Sementara itu, asosiasi wartawan "Reporters Without Borders" mengecam keputusan pemerintah Pakistan tersebut. Keputusan serupa seharusnya merupakan keputusan pengadilan, bukan lembaga yang berada di bawah kontrol pemerintah.
"Seharusnya bukan keputusan mereka (PTA) untuk memerintah pemblokiran semacam ini," kata asosiasi tersebut dalam pernyataannya.(ANT/WAH)
Source: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar